TRAGEDI UNTU UCUL
Cerita: Dyah Kurniawati
Hari Minggu Jon Koplo mudik dengan bapaknya Tom
Gembus dan ibunya Lady Cempluk, serta adhik satu-satunya si Genduk Nicole.
Walau jarak rumah nenek hanya ditempuh 15 menit saja, namun bisanya sowan hanya
di waktu libur. Karena bapaknya kerja dan Jon Koplo sekolah di TK.
Seperti biasa setiap
pulang ke desa pasti disuguhi peyek kacang kesukaan Jon Koplo. Saking semangatnya
melahap peyek kacang bikinan nenek yang rasanya tiada tanding. Pas enak-enak
menikmati kriuknya ups, untunya tiba-tiba copot. Karena sudah uglak-uglik sejak
kemarin jadinya tidak begitu sakit. Untu hampir saja tertelan dikirain kacang
yg ada dipeyek. Setelah digigit ternyata keras, Koplo langsung teriak.
“Mbahhhh, untuku
cepot.”
“Kene tak buwange, yen
untu ngisor mbuwange neng gendheng tapi nek untu ndhuwur mbuwange dipendhem.” kata
neneknya.
“Aja Mbah, kuwi arep
tak koleksi. Pokok gak oleh dibuwang.”
Semua yang mendengar
kata Koplo ngakak. Akhirnya si Cempluk mencari toples kecil bekas obat tetes
mata. Gigi Koplo ditaruh toples kecil
tersebut, nanti mau dibawa pulang dikoleksi. Toples isi untu langsung
dimasukkan tas Koplo biar nanti tidak ketinggalan.
Setelah puas makan
peyek, Jon Koplo mengambil toples isi untunya dan dibuat mainan. Katanya
menggemaskan makanya dipegangi ora uwis-uwis. Lagi asyiknya nguwak-uwik untu,
Nicole teriak manggil Koplo mau diajak lihat Sapi di kandang Lik Jan. Jranthal,
Si Koplo lari takut ketinggalan dan lupa sejenak dengan untune.
Habis Ashar Koplo dan
keluarga pulang ke kota. Sesampai dirumah dia nggledhahi tasnya mencari toples
isi untu dan ternyata tidak ada. Ujug-ujug dia ingat, terakhir mainan
untu di teras rumah neneknya dan lupa tidak memasukkan kembali ke dalam tas
“Huwaaaaa! Untuku ilang,
Bukkk!!!”
“La mau wis taklebokne
tas mu hlo, Lee”
“Engke taknggo dolanan,
huwaaaa hwaaa…”
Jon Koplo nangis nggloso tidak bisa direh-reh.
Nicole yang ada disampingnya kena amuk dan ikut nangis juga. Ibune segera
manggil Tom Gembus karena bingung ngatasi kedua anaknya nangis bareng.
“Bapak, Jenengan telpon ndesa takon untune
Koplo.”
Setelah menelepon ternyata lantai sudah disapu
dan entah kemana toples isi untunya Koplo. Mendengar kabar untunya ilang tangisnya
Koplo tambah keras. Sampai tengah malam tidak mau diam, matanya mbendhul. Seisi
rumah bingung karena badannya mulai panas.
Tiga hari panasnya tak mau turun. Ketika mau
dibawa ke dokter, Pakliknya datang membawa kejutan kabar gembira. Toples isi
untu ketemu dikolong kursi rumah nenek. Alhamdulillah, panasnya langsung sembuh
dan untu langsung dikeloni Koplo. Hadeh….
Madiun, 24 Maret 2023
#Dimuat di rubrik AH TENANE-SOLOPOS tanggal 19 Mei 2023 halaman 7
Penulis: Dyah Kurniawati lahir dan bermukim di Madiun. Menggilai fiksi sejak berseragam putih merah. Lulusan Pend. Bahasa dan Sastra Jawa ini mencoba selingkuh ke sastra Indonesia, tapi tak kuasa lepas dari hangat pelukan sastra Jawa. Menulis geguritan, cerkak, esai, cerita lucu juga menulis puisi dan cerpen.
LAMPIRAN:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Matur nuwun sampun pinarak wonten mriki.